Saya urang Sunda, bapak saya pituin Sunda yang lahir di
ujung Gunung Tilu Ciwidey Kabupaten Bandung, meski ibu, berasal dari wetan,
Jawa, Jogja-Kebumen. Tapi saya, lahir, besar, bekerja dan menikah di Bandung,
di tatar sunda. Maka pula, logat nyunda saya tidak pernah bisa
dihilangkan. Tapi saya bangga akan hal
itu. Perilaku, adat istiadat kesundaan menjadi bagian identitas saya. Saya
urang Sunda, tapi ternyata saya orang Indonesia. Indonesia adalah tetapi, Sunda
adalah saya.
Papua. Papua Barat, Manokwari, tepatnya. Itu adalah
tempat tinggal saya berbilang bulan terakhir. Pertengahan tahun 2012, tepatnya
1 Juli 2012, ini saya injak ibu kota provinsi ini via Bandara Rendani. Setelah
itu interaksi dengan banyak teman baru, karib baru, tempat-tempat baru, semakin
mewarnai kehidupan saya. Takjub, penasaran dan perasaan luar biasa lain mengiringi
perjumpaan saya dengan para kawan baru itu. Perbedaan budaya, cara bertutur,
dan perilaku keseharian tentu saja memperkaya pengetahuan dan jiwa saya tentang
mereka. Mereka Papua, tetapi Indonesia juga. Indonesia adalah tetapi, Papua
adalah mereka.
Catatan di blog ini adalah guratan perjalanan saya di pulau yang bergunung-gunung,
berlembah-lembah yang penuh misteri, yang sungainya mengalirkan emas... yang
keindahannya mempesona... seperti larik dalam lagu Tanah Papua yang
dilantunkan Trio Ambisi, yang memang benar adanya. Sejatinya saya jatuh sayang
kepada tanah ini seperti rasa sayang saya kepada tanah parahyangan, tempat
kelahiran, nun ada di seberang sana itu...
Suhud
Wilujeng ber Blog Ria kang Suhud.
BalasHapusLanjut buat coretan elektroniknya, semoga hikmah-hikmah kehidupan bisa menjadi bahan kita berjalan di muka bumi untuk semakin maju.
hatur nuhun mang dikdik, ya, semoga tetap ada semangat untuk meninggalkan jejak dalam kehidupan ini, sebelum menjadi debu bintang di masa depan... :D
Hapus